Untitled Document
Untitled Document
Home >> Volume >> Daftar Isi >> Detail
Untitled Document

VOLUME I Edisi 2 , Nopember 2010




Title

PERANAN KONSELING KRISTEN DALAM MEMBIMBING ANGGOTA JEMAAT YANG TERLIBAT PROBLEMA OKULTISME

Authors
Yunias Lis Setyaningrum
Universitas Kristen Immanuel

Abstract

Pertama, konseling Kristen merupakan satu bentuk pelayanan yang sifatnya membantu. Konseling Kristen dapat dilakukan oleh para hamba Tuhan ataupun orang-orang Kristen sendiri yang dididik dan latihan dari konselor Kristen untuk menolong, menguatkan orang lain berdasarkan pada kebenaran Firman Tuhan. Konseling Kristen yang efektif juga dapat dilakukan oleh kaum awam, orang-orang yang takut akan Tuhan, jujur, sensitif, bertangung jawab, dan mau membagikan kasus-kasus yang sulit kepada konselor yang lebih berpengalaman. Dasar pelayanan konseling Kristen yaitu Firman Allah yang tertulis, yaitu standar kebenaran untuk menilai dan mengubah setiap sikap tingkah laku manusia. Setiap konsep bimbingan Alkitabiah harus dibangun atas dasar pemikiran bahwa sungguh ada pribadi Allah yang tidak terbatas yang telah menyatakan diriNya melalui Yesus Kristus. Firman yang hidup. Firman Allah dinyatakan melalui Alkitab harus menjadi standar kebenaran yang mutlak. Tujuan konseling Kristen secara spesifik memiliki sasaran yang paling utama dan yang terutama dalam pembimbingan yaitu memperkenalkan konseli kepada Yesus Kristus dengan kuasa Roh Kudus dan kasih karunia Allah dan membantu konseli agar berubah menjadi seperti Kristus. Kedua, okultisme berarti penglibatan diri dengan kuasa kegelapan dan gaib agar mengalami hal-hal yang rahasia, aneh dan misterius. Istilah okultisme dipakai untuk menyebut kepercayaan atau praktek-praktek yang menyangkut tentang hal-hal yang gelap, rahasia, tersembunyi dan khususnya tentang iblis dan setan-setan. Bentuk-bentuk okultisme atau ilmu gaib lainnya yang biasa dipakai untuk meramalkan nasib seseorang misalnya: astrologi, horoskop, chronomancy, geomancy, penyembahan berhala. Penyembahan kepada arwah leluhur dengan jimat. Ketiga, akibat yang dapat ditimbulkan karena keterlibatan dengan praktek okultisme: pertama, kehidupan persekutuan anggota gereja dengan Tuhan menjadi rusak, sebab terlibat dengan okultisme merupakan kekejian bagi Tuhan. Kedua, pandangan rohaninya terhadap kebenaran Allah dan anugerahnya kurang jelas karena cengkeraman dan kekuasaan iblis atas manusia yang telah terlibat dalam praktek okultisme itu. Ketiga, secara praktis orang-orang semacam ini tidak tertarik terhadap hal-hal rohani atau hal-hal yang menjadikan rohaninya bertumbuh seperti membaca Firman Tuhan, berdoa dan beriadah dengan sungguh-sungguh. Keempat, populasi penelitian ini adalah anggota jemaat Gereja Bethel Indonesia Bukit Sion, Banyurip, Kaloran, Temanggung dengan jumlah populasi 78 orang. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah 50 orang dari jumlah populasi 78 orang jemaat Gereja Bethel Indonesia Bukit Sion, Banyurip, Kaloran, Temanggung. Kelima, dari hasil uji regresi diperoleh nilai F hitung sebesar 1,177 dengan probabilitas 0,025. Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi menunjukkan adanya pengaruh konseling Kristen dalam pembimbingan problema okultisme anggota gereja. Pengambilan keputusan (berdasarkan probabilitas): pertama, jika probabilitas (tabel Anova pada kolom Sig) > 0,05 maka menunjukkan tidak ada pengaruh konseling Kristen. Kedua, jika probabilitas < 0,05 (tabel Anova pada kolom Sig) maka menunjukkan ada pengaruh konseling. Keputusan: terlihat pada tabel Anova pada kolom Sig sebesar 0,025. Hasil ini menunjukkan bahwa ada pengaruh konseling Kristen dalam pembimbingan problema okultisme anggota gereja.
Keywords

konseling Kristen, ‘problema okultisme
File

Download Artikel
Untitled Document
JOURNAL CONTENT
Search :


LINKS FREE JOURNALS


Untitled Document